Jumat, 16 Maret 2018

CINTA DUNIA DAN BENCI KEMATIAN


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الذى خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا. أشهد أن لا إله الله الواحد الصمد وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله سيد العالمين، اللهم صل وسلم على هذا النبى الكريم والمرسلين وعلى آله واصحابه أجمعين، أما بعد: فيا عباد الله أصيكم بنفسى بتقوى الله وإياي فقد فاز فوزا عظيما. إستمعوا بقول الله تعالى فى كتابه العزيز: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم : ياأيها الذين آمنوا إتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. واعلموا ان الله أمركم أمرا بدأ فيه بنفسه وثنى بالملائكة المسبحة بقدسه فقال تعالى مخبرا وآمرا إن الله وملائكته يصلون على النبى ياأيهاالذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله سيدنا محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد

CINTA DUNIA DAN BENCI KEMATIAN

Akan datang suatu zaman umat lain memperebutkan kamu sekalian seperti memperebutkan makanan dalam hidangan. Sahabat bertanya “Apakah kami jumlahnya sedikit pada saat itu”. Jawab Rasulullah; Bukan bahkan sesungguhnya jumlah kamu banyak tetapi kualitas kamu ibarat buih yang terapung di atas air dan di dalam hatimu dijadikan kelemahan jiwa. Sahabat bertanya “apa yang dimaksud kelemahan jiwa? Rasulullah menjawab, yaitu cinta dunia dan membeci kematian”.
Sungguh tepat isyarat yang digambarkan oleh Rasulullah dalam sabdanya di atas bahwa pada akhir zaman nanti umat Islam akan mengalami disintergrasi, penurunan kualitas iman, ibadah-ibadah yang dilaksankan hanya melepaskan beban kewajiban dan kegiatan rutinitas ritual tidak di sadari sebagai sebuah kebutuhan sehingga yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari tidak lebih dengan orang yang tidak beriman. Sehingga mereka mudah diombang-ambingkan oleh kegemerlapan dunia yang serba menggiurkan. Ibarat buih yang terapung di atas air akan terhempas kemana-mana.
Dunia ini sebenarnya jika kita telususri dari segi pengertian bahasanya yang terambil dari kata danâ, yang artinya adalah dekat, sebentar. Dari makna ini bisa dipahami bahwa dunia ini adalah suatu tempat yang dekat lagi sebentar.
Hal ini dapat dirasakan ketika kita memakan makanan, yang merasakan lezat dan pahitnya adalah hanya sampai pada tenggorokan saat sampai diperut, tidak bisa dibedakan rasanya mana makanan yang lezat dan makanan yang tidak lezat. Itulah gambaran kehidupan dunia.
Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah.
Salah satu penyebab kehilapan manusia adalah karena kecintaan terhap dunia. Orang yang sangat mencintai dunia segala pikiran dan pandangannya selalu diukur oleh perhitungan dunia, bahkan kadang-kadang ada di antara umat Islam melaksanakan urusan akhirat bukan sebenarnya tujuan akhirat akan tetapi hanya sebagai pengelabuan kepada orang lain untuk mencapai cita-cita dunia.
Bangsa kita yang nota bene umat yang terbanyak adalah umat Islam, yang tentu saja agama kita sangat mengharapkan prilaku umatnya berjalan sesuai dengan aturan agamanya.  tetapi sebuah pertanyaan, adalah mengapa persoalan bangsa kita belum terselesaikan atau paling tidak ada titik terang menuju suatu perubahan prilaku.
Bahkan tampaknya masih memprihatinkan prilaku sebagian masyarakat kita, baik masyarakat maupun masyarakat pemegang kekuasaan yang sangat diharapkan bisa menegakkan aturan tetapi justru seakan-akan mengambil satu prinsip “mumpung”.
Inilah budaya yang menggerogoti kehidupan bangsa kita, mumpun ada kesempatan, kapan lagi dimanfaatkan kedudukan itu kalau bukan sekarang. Pada hal jabatan itu sebenarnya hanya sebagai sebuah amanat bukan sebuah tujuan dan nantinya diakhirat akan dipertanyakan oleh Allah :
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
Mempertahankan kebenaran di negara kita adalah sesuatu yang sangat langka lagi mahal. Ada orang yang mau berjuang akan tetapi selalu diukur dengan materi, kalau tidak menguntungkan bagi dirinya lebih baik bungkam atau diam daripada kedudukannya digeser.
Memang dunia ini manis rasanya dan enak dipandang,  maka manusia tertarik dengannya.  Betapa banyak manusia yang hanya memburu dunia setiap saat tidak mengenal waktu, siang dan malam, panas dan dingin. Bahkan terbawa dalam mimpi. Pada hal apa yang diburunya itu belum tentu menjamin dirinya untuk mendapat ketenangan. Karena betapa banyak orang yang punya harta melimpah, punya segala macam pasilitas dunia, punya mobil mewah, rumah mewah, apa saja yang dia mau maka semua bisa dibelinya,  tetapi justru hidupnya tidak tenang dan tidak bisa dinikmati.
Mobil mewahnya ada tapi tidak bisa dipakainya karena punya penyakit tidak bisa naik kendaraan, makanannya apa saja yang diinginkan tetapi itu semua tidak bisa dimakannya kecuali hanya sesendok nasi yang tak berlauk.

Sidang Jum’at yang berbahagia!
Agama Islam bukan berarti melarang kita untuk mencarinya, agama kita tetap memberikan peluang seluas-luasanya bagi umat manusia untuk mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Tidak melarang untuk kaya. Akan tetapi cara mendapatkannya dan memanfaatkannya harus sesuai dengan ajaran agama Islam dan tidak menjadi segala-galanya. Demikian pula jangan meninggalkan dunia karena hanya terpokus pada ibadah kepada Allah.
Agama kita mensinyalir bahwa dunia adalah sarana untuk mendapatkan kehidupan akhirat yang lebih baik. Dunia ini dengan segala fasilitasnya kita yang seharusnya mengendalikan bukan dia yang mengatur kita.
Harta yang kita miliki janganlah ia yang mengatur dan memperbudak kita,  karena mobil kita yang bagus setiap hari dilap dan dicuci, sementara diri kita, hati kita tidak pernah dibersihkan melalui dengan zikir-zikir atau beribadah kepada Allah, kalaupun dilakukan hanya dengan sangat terpaksa atau merasa malu dengan sesamanya.
Padahal semestinya rasa malu itu jauh lebih didahulukan kepada Allah daripada manusia. Karena seseorang yang malu kepada Allah pasti juga malu terhadap manusia tidak sebaliknya. Jadi harta itu kita yang mengaturnya dan memanfaatkannya bukan kita yang dimanfaatkan.
Jika umat Islam sudah menomorsatukan dunia di atas segala-galanya, enggan menyuarakan kebenaran dan melarang kemungkaran maka Allah akan mencabut kebesaran Islam dari permukaan bumi ini dan mencabut keberkahan wahyu.
Ketika umat Islam sangat mencintai dunia dengan sendirinya pasti muncul sifat kedua yaitu takut akan mati. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa mereka takut mati? Padahal semua yang namanya makhluk pasti akan mati sekalipun bersembunyi di balik batu besar dan benteng yang tertutup rapat-rapat.
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Orang takut mati mungkin karena takut meninggalkan hartanya atau mungkin belum ada persiapan dalam menghadapi kematian.
Takut mati termasuk salah satu di antara penyakit umat manusia dalam perjuangannya. Sebab dalam perjuangannya selalu diliputi oleh rasa kekhawatiran akan terkena resiko. Akibatnya mau berjuang asal tidak ada resiko yang menimpa, asal dirinya selamat, dan untuk menyelamatkan diri maka dalam memperjuangkan Islam kadang memutar balikkan fakta. yang hak dinyatakan batil, yang batil dinyatakan hak.
Orang kecil bersalah ditetapkan hukuman yang berat, sementara yang besar yang bersalah dinyatakan benar atau bebas dari jeratan hukum. Hukum ibarat pisau hanya sebelah yang bisa mengiris benda. Padahal di dalam ajaran agama kita bahwa semua orang sama didepan hukum.
Hal ini kita dapat menyaksikan di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara di bumi Indonesia yang kita cintai, dimana keadilan yang merupakan suatu ajaran asasi dalam agama Islam bahkan semua agama adalah sesuatu hal yang sangat  mahal, nyaris barang yang namanya keadilan hampir menghilang dipersada Indonesia.
Padahal kita harus sadari dan membuka mata lebar-lebar serta mengambil ibrah beberapa peristiwa yang terjadi, baik peristiwa alam (tsunami yang terjadi di Aceh dan sebagian daerah sumatera utara di susul lagi gempa bumi) maupun kejadian non-alam (pengeboman, penyakit busng lapar, dsb) itu semua adalah peringatan bagi kita semua dari Allah. Banyak lagi contoh lain yang terhampar di depan mata kita.
Oleh karenanya, marilah kita semua mengintrospeksi diri, khususnya bagi para pemimpin bangsa ini, mulai dari tingkat yang paling atas sampai kepada tingkat yang paling rendah serta semua masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menata kembali bangsa kita ini dengan baik. Para pemimpin jalankanlah tugas kepemimpinannya yang berpihak kepada rakyat bukan berpihak kepada kekuasaan, demikian pula rakyat mendengar dan mentaati aturan-aturan yang ada. Kalau semua berjalan dengan baik maka janji Allah akan kita dapatinya, yaitu berupa keberkahan dari bumi dan langit.  sebagimana firman-Nya
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم بما فيه من ألآية والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم إنه هو السميع البصير

Ciharalang, 10 Januari 22 Rabi’ul Akhir 1439 H
Al-fakir  Tatang Zaenal Mustofa

Khutbah dua diserahkan ke Khotib


Macam Macam Surga Dan Mengapa Ada Surga


Macam Macam Surga Dan Mengapa Ada Surga?
Mengapa Ada Surga
Ada surga, karena ada hari Kiamat. Surga berasal dari Bahasa Sansakerta. Seseorang yang beriman, maka akan bergetar hatinya jika akan membahas tentang surga. Surga adalah tempat yang menyenangkan yang telah dijanjikan oleh Allah untuk orang orang yang beriman.
Macam-macam Surga
1. Surga Firdaus.
Surga Firdaus merupakan surga yang tingkatannya paling tinggi.
“Surga itu terdiri dari seratus tingkat. Jarak antara yang satu dan yang lainnya seperti antara bumi dan langit. Dan tingkatan tertinggi adalah surga Firdaus”. (HR Abu Sa’id Al Khudri)
Surga ini diciptakan dari emas yang merah. Surga ini diperuntukkan untuk orang orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuatan sia sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya.
Terdapat dalam Q.S Al Kahfi/18:107-108A
(107) “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (108) mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.
2. Surga Adn
Surga Adn terbuat dari Intan Putih. Surga ini diperuntukkan untuk orang orang yang bertakwa kepada Allah, benar benar beriman dan beramal shaleh, banyak berbuat baik, sabar, menginfakkan hartanya, dan membalas kejahatan dengan kebaikan.
Terdapat dalam Q.S Maryam/19:61
(61) ”yaitu syurga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (syurga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.”
Q.S An Nahl/16:30-31
(30) “Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (31) (yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa,”
3. Surga Na’im
Surga Na’im terbuat dari perak putih. Surga Na’im sering disebut juga dengan Surga Kenikmatan. Surga ini diperuntukkan untuk orang orang yang benar benar bertakwa kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dan Beramal Shaleh.
Yang terdapat dalam Q.S Luqman/31:8

(8) “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan,”
Q.S Al Hajj/22:56
(56) “Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang penuh kenikmatan.”

Q.S Al Qalam/68:34
(34) “Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) syurga-syurga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya”.
4. Surga Ma’wa
Surga ma’wa juga disebut dengan Surga Tempat Tinggal. Dan Surga ini terbuat dari jamrud Hijau. Surga Ma’wa diperuntukkan kepada orang orang yang beratakwa kepada Allah, beramal Shaleh, serta takut kepada kebesaran Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, dan menahan hawa nafsu.
Terdapat dalam Q.S An Najm/53:15

(15) “Di dekatnya ada syurga tempat tinggal”,

Q.S As Sajjdah/32:19
(19) “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan”.
5. Surga Darussalam
Atau disebut juga sebagai Negeri penuh kesejahteraan. Surga Darussalam terbuat dari Yakut merah. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang kuat iman dan Islamnya, memperhatikan ayat ayat Allah serta beramal shaleh.
Terdapat dalam Q.S Al An’am/6:127

(127) “Bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan”.
Q.S Yusuf/10:25

(25) “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”.
6. Surga Da’arul Muqamah
Surga ini terbuat dari Permata Putih. Surga Da’arul Muqamah disebut juga sebagai Surga Tempat tinggal. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang yang selalu bersyukur kepada Allah, dia tidak pernah mengeluh, dan tidak pernah merasa lesu.
Terdapat dalam Q.S Fathir/34-35

(34) “Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. (35) “Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.”
7. Surga Al Maqamul Amin
Surga ini terbuat dari Permata Putih. Surga Al Maqamul Amin sering disebut juga dengan Tempat yang Aman.  Surga ini diperuntukkan untuk orang orang yang bertakwa . Terdapat dalam Q.S Ad Dukhan/44:51, (51) “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman”,
8. Surga Khuldi
Surga ini sering disebut juga dengan Negeri Abadi. Surga ini terbuat dari Marja Merah dan Kuning. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang menjalankan perintah Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dan menjauhi larangannya. Terdapat dalam Q.S Hud/11:108,

(108) “Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya”.

Namun, menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyyah Surga ada 12.
1. Al Jannah (surga)
2. Da’arul Hayawan (Negeri kehidupan yang sesungguhnya)
Q.S Al Ankabuut/29:64, (64) “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”.
3. Maq’ad Sidq (Tempat yang disenangi)
Q.S Al Qamar/54:54-55, (54) “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, (55) di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa”.
4. Qadam Sidq (pijakan yang disenangi)
Itulah macam macam surga yang telah dijelaskan didalam Al Qur’an. Menurut hadis, yang akan memasuki Surga adalah umat Nabi Muhammad SHOLAALLLAHU ALAIHI WA SALAM. 120 shaf yang ditempati oleh Umat Rasulullah 80 Barisan. Dan sekitar 70 orang yang akan memasuki surga terlebih dahulu.
Iklan


Jumat, 09 Maret 2018

Menjadikan Bulan Rajab dan Sya'ban Sebagai 'Ramadhan'



السلام عليكم ورحمة الله وباركاته

اَلْحَمْدُ ِللهِ ، اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَحْرَمَ رَجَبَ بِإِسْرَاءِ الرَّسُوْلِ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأقْصَى ، وَالَّذِيْ يَأْمُرُنَا بِالتَّقْوَى مْدَّةَ أُمُوْرِنَا ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ فِيْ كُلِّ أَهْوَالِنَا ، أشْهَدْ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أشْرَفِ عِبَادِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَعِتْرَتِهِ أمَّا بَعْدُ : فَيَا أيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعَ وَالطَّاعَةِ اعوذبالله من الشيطان الرجيم إنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Menjadikan Bulan Rajab dan Sya'ban Sebagai 'Ramadhan'

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.”..................... (QS. At Taubah: 36)
Mengenai empat bulan yang dimaksud disebutkan dalam hadits dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Jadi, empat bulan suci tersebut adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.

Saat ini kita sudah memasuki bulan Rajab yang menandakan dua bulan ke depan akan tiba bulan suci Ramadhan 1431 H. Berarti aura bulan Ramadhan itu sudah demikian dekatnya menyapa diri kita. Ini sekedar mengingatkan saja. Sebagai seorang muslim sejati dan merindukan kebaikan, pasti akan selalu memantau saat-saat di mana kebaikan kita akan meningkat dan pahala ketaatan kepada Allah itu memanen pahala yang besar.

Untuk menyegarkan kembali igatan kita tentang hakikat tarhib Ramadhan nanti, mari kita simak sabda Rasulullah junjungan tercinta berikut yang merupakan hadits Tarhib Ramadhan:
 
اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان وبلغنا رمضان

"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan."(HR. Thabrani dan Baihaqi)
Hadits mungkin sudah poupuler di kalangan kita. Bahkan ia menjadi tazkiroh untuk mempersiapkan diri menyongsong bulan mulia itu.

Namun ada sedikit ulasan mengenal hakikat tarhib ini;

1.      Keberkahan pada dua bulan, Rajab dan Sya'ban.

Ramadhan adalah penghulu semua-bulan Hijriah sebagaimana hari jum'at adalah penghulu semua hari-hari yang tujuh. Setiap tahun Ramadhan datang menyapa dan setelah itu pergi lagi. Keutamaan begitu banyak dan memang tidak mudah digapai seluruhnya oleh setiap muslim kecuali dengan susah payah dan kebersihan hati serta keikhlasan jiwa. Bagaikan sang pengantin yang bersiap-siap menemui si calon mempelainya dengan segudang rasa, seorang muslim yang merindukan bulan suci ini tidak akan menyia-nyiakan pertemuannya dengan Ramadhan. Untuk mengoptimalkan saat-saat fenomenal bersama Sang Kekasih itulah, ia sudah bersolek mempersiapkan segala-galanya dengan harapan semua fadhilah yang ada di dalamnya bisa ditangguk secara menyeluruh. Oleh karena itu, Rasulullah mengajak kita, umatnya untuk melakukan warming up di dua bulan yang juga tidak kalah pentingnya, yakni bulan Rajab dan Sya'ban. Dalam hadits di atas beliau SAW memohon kepada Allah seraya mengajak umatnya, untuk diberikan keberkahan yang optimal dengan melakukan pelatihan amal sholeh dalam dua bulan itu.
Nah, bagi kita muslim yang rindu kebaikan, pahala, surga dan dilanjutkan dengan panen pahala pasti sudah memulai berbagai training-training amalan sholeh. Dan itulah nanti yang akan menjadi keberkahan tersendiri bagi kita. Bentuknya pun bermacam-macam. Seperti misalnya, membayar 'hutang' shaum bagi yang pernah uzur meninggalkan shaumnya pada Ramadhan yang lalu, mempersiapkan tilawah al-Qur'annya bagi yang masih gagap dan kurang lancar. Sudah barang tentu setiap muslim yang merindukan taqorrub di Ramadhan kelak, sedari sekarang sudah mempersiapkan tilawah hariannya. Tahsin, Tafhim dan Tadabburpun tidak luput dari perhatiannya. Ini sangat penting. Mana mungkin kita meneriakkan hadits di atas lantas diri kita kurang memberikan perhatian kepada al-Qur'an yang merupakan amalan utama di bulan mulia itu. Amalan sholeh lain yang bisa kita persiapkan adalah shaum itu sendiri. Seperti shaum Ayyamul Bidh / hari-hari putih (3 hari setiap bulan pada tanggal 13, 14 dan 15 H), shaum Senin-Kamis, shaum nabi Daud (puasa selingan / satu hari puasa dan satu hari tidak), lalu berlatih infak, shodaqoh, zakat di bulan Rajab dan Sya'ban.
2.      Sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.

Inilah harapan besar kita setelah meminta permohonan diberkahi di bulan Rajab dan Sya'ban. Kita meminta dipertemukan dengan Ramadhan untuk melakukan amal shaleh  sebanyak-banyak, beribadah dan tentunya lagi pahala yang ghairu mamnun (tanpa putus).Jadi, sebelum berfastabiqul khoirot di bulan suci nanti, kita sudah 'memulai' suasana Ramadhan terlebih dahulu sebagai semua pelatihan untuk membiasakan diri, warming up, dan berbekal dengan beragam ibadah. Baik itu ibadah mahdoh, ibadah fisik, ibadah maliyyah, ibadah fikriyah dan ibadah ijtima'iyyah. Begitu banyak yang harus didapatkan nanti. Sebagai muslim sejati yang tentu tidak akan menyia-nyiakannya, maka strategi melakukan amal sholeh itu harus diketahui. Menurut fikih awlawiyyat; sebuah amalan itu akan terhitung lebih besar pahalanya daripada amalan yang lainnya apabila ia memenuhi tuntutan situasi dan kondisi. Misalnya, apabila kondisi Ramadhan menuntut seseorang untuk berjihad, maka jihad adalah amalan utamanya, seperti di masa Rasulullah saw dahulu. Jika situasi dan kondisinya menuntut seseorang untuk membantu meringankan beban orang lain yang emergency, maka itulah amalan utamanya. Dan lain sebagainya. Namun, bukan berarti amalan yang sifatnya sosial itu justru mengendurkan perhatian kita kepada amalan yang sifatnya pribadi. Karena sangat mustahil diri kita bisa melakukan amalan sosial apabila kita tidak memiliki kekuatan ruhiyyah yang diperoleh dari dalam diri kita. Dan itu hanya dilakukan dengan cara men-charge ruhiyyah kita.
Insya Allah dengan memahami tarhib Ramadhan versi hadits di atas, kita bisa mengoptimalkan puasa dan melakukan amal sholeh di bulan suci itu. Sehingga amalan shaum di bulan Ramadhan menjadi mukaffirotun lizzunub (penghapus dosa-dosa) kita yang telah lalu.
Tidak usahlah kita seperti para sahabatnya yang memiliki ihtimam (perhatian) yang begitu besar untuk Ramadhan dan ruhiyyah yang tinggi kepada Allah, dengan mempersiapkan diri 6 bulan sebelum Ramadhan tiba dan menangis ketika Ramadhan pergi. Tapi kita cukup mengamalkan hadits Tarhib tersebut di atas untuk mempersiapkan diri.
Mengenai prioritas melakukan amal sholeh di bulan Ramadhan kita bisa baca kembali buku-buku yang mengulas tentang Ramadhan dengan segala fadhilahnya.
Semoga kita bisa memanfaatkan bulan Rajab dan Sya'ban ini sebagai proses pelatihan dan training kebaikan sampai menjelang bulan yang kita nanti-nantikan itu, dengan perasaan bahwa Ramadhan itu sudah dekat dengan kita sehingga menjadikan kita lebih dekat lagi kepada Allah swt.
Kalaupun takdir Allah 'berkata lain' kepada diri kita, Insya Allah ajang pelatihan itu akan menjadi saksi bahwa kita benar-benar mencintai Ramadhan dengan ibadah, meski akhirnya itu akan menjadi pertemuan terakhir kita dengannya.

"Sampaikanlah kami (Ya Allah) ke bulan Ramadhan". Amiin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا, اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر




Ditulis: Tatang Zaenal Mustofa
 Ketua II PD. PUI. Kabupaten Ciamis

Senin, 05 Maret 2018

DO’A MENENGOK/MENJENGUK ORANG SAKIT


DO’A MENENGOK/MENJENGUK ORANG SAKIT
Doa ini bisa dibacakan ketika menjenguk orang sakit ketika menjenguk. Jadi menjenguk, bukan hanya membawakan buah atau makanan enak, do’a itu lebih penting karena ia butuh cepat sembuh. Tentu do’a akan memudahkan segalanya.
 Lihat kisah berikut.
‘Abdul ‘Aziz dan Tsabit pernah menemui Anas bin Malik. Tsabit berkata pada Anas saat itu, “Wahai Abu Hamzah (nama kunyah dari Anas), aku sakit.” Anas berkata, maukah aku meruqyahmu (menyembuhkanmu) dengan ruqyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Tsabit pun menjawab, “Iya, boleh.” Lalu Anas membacakan do’a,
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
ALLAHUMMA RABBAN NAAS MUDZHIBAL BA’SI ISYFI ANTASY-SYAAFII LAA SYAFIYA ILLAA ANTA SYIFAA’AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAN.
Artinya:
“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.” ( HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191)

Imam Nawawi membawakan judul bab dalam Shahih Muslim, “Disunnahkan meruqyah orang sakit.”

Meruqyah orang sakit yang dijenguk adalah dengan membaca do’a di atas.
Kita juga dapat ambil pelajaran pula bahwa meruqyah itu bukan hanya pada kesurupan jin, namun pada penyakit lainnya pun bisa.
Semoga bisa diamalkan ketika menjenguk orang sakit.

Kamis, 01 Maret 2018

Rongkahna poe Qiyamah

Rongkahna poe Qiyamah

Surat Al Hajj ayat  1&2.

يَآءَيُّهَاالنَّاسُ اتَّقُوْارَبَّكمُ,ْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِشَىْءٌعَظَيْمٌ
Wahai sakumna Manusa prak geura taqwa ka Allah, satemena goncangan poe Qiyamah mangrupa goncangan anu kacida pisan rongkahna. (الحج ۱)

يَوْمَ تَرَوْنَهَاتَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآأَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَاوَتَرَالنَّاسَ سُكَارَى وَمَاهُمْ بِسُكَارَى وَلَاكِنَّ عَذَابَ اللهِ شَدِيْدٌ
Saking rongkahna eta anjeun ningali indung anu keur nyusuan poho ka budak anu keur disusuanana sarta anjeun ningali anu keur kakandungan ngagugurkeun kandunganana. Anjeun bakal mireungeuh manusa kawas nu mabok padahal lain keur  mabok tapi bakatning ku rongkahna adzab Allah. ا(الحج ٢)