Senin, 26 Februari 2018

Empat Bulan Yang Dimulyakan Allah SWT

Tahukah sahabat, diantara 12 bulan dalam setahun ada empat bulan yang dimuliakan Allah SWT. ketetapan Allah SWT ini dapat kita peroleh keterangnnya di dalam Al Quran. Perhatikan ayat berikut ini :
اِنَّ عِدّةَالشُّهُرِعِنْدَاللهِ اثْنِاعَشَرَشَهْرًافِى كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَااَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَالِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ, فَلَاتُظْلَمُوْافِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوْالْمُشْرِكِيْنَ كَآفَّةً, وَاعْلَمُوْآاَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ (التوبة ۳٦)
Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. At Taubah : 36)
Berdasarkan ayat di atas, kita diberikan petunjuk oleh Allah SWT bahwa diantara 12 bulan ada empat bulan yang dimuliakan (haram). Empat bulan yang dimaksud oleh ayat tersebut dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw melalui sebuah Hadits yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini :
181/4294. Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul Wahhab Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Ibnu Abu Bakrah dari Abu Bakrah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, diantaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab yang biasa diagungkan Bani Mudlar yaitu antara Jumadil tsani dan Sya'ban.' (HR. Bukhari)
Dari keterangan Hadits tersebut, dapat kita ketahui bahwa keempat bulan yang dimuliakan Allah SWT yang dimaksudkan dalam ayat di atas adalah sebagai berikut :
1.     Dzul Qa’dah
2.     Dzul Hijjah
3.     Muharram
4.     Rajab
Dari keempat bulan tersebut kita diminta untuk lebih bersungguh-sungguh untuk tidak menganiaya diri sendiri, dan juga bersungguh-sungguh untuk meningkatkan amal sholeh kita. Tentu saja nilainya akan lebih disisi Allah SWT jika dilakukan di dalam empat bulan haram tersebut.
Mungkin sahabat sudah mengerti dengan bagaimana caranya meningkatkan amal sholeh, tapi mungkin ada yang masih bingung, tentang apa yang dimaksud dengan “menganiaya diri sendiri”?
Menganiaya diri sendiri yang dimaksud Allah SWT adalah BERBUAT DOSA. Segala dosa yang kita peroleh dari kesalahan-kesalahan kita sedikit pun tidak merugikan Allah SWT tapi merugikan diri kita sendiri.
Sebagai contoh, Allah SWT mewajibkan kita untuk sholat lima waktu. Jika kita meninggalkan baik sebagian atau keseluruhan dari lima waktu tersebut maka DOSA-lah kita. Akibat dari kelalaian kita ini tidak merugikan Allah SWT sedikit pun, dampaknya tidak lain adalah pada diri kita sendiri.
Singkatnya di dalam empat bulan tersebut, marilah kita lebih berhati-hati dan menjaga diri dari perbuatan dosa. Dosa itu sendiri sumbernya hanya ada dua, yaitu :
1.     Melakukan yang DILARANG Allah SWT
2.     Tidak melakukan yang DIWAJIBKAN Allah SWT
Itulah dua sumber yang menyebabkan seseorang berdosa. Ya, hanya ada dua itu sahabat. Sederhana kan!
Mensekutukan Allah SWT, membunuh tanpa alasan yang benar, meminum minuman keras, berjudi, berzina adalah sebagian dari LARANGAN Allah SWT. Maka, jika sahabat ada yang melakukan yang dilarang Allah SWT tersebut maka konsekuensinya adalah DOSA.
Sumber kedua yang menyebabkan manusia berdosa adalah TIDAK MELAKUKAN (mengabaikan) yang diwajibkan Allah SWT. Sholat lima waktu adalah ibadah yang diwajibkan, maka jika ditinggalkan konsekuensinya adalah DOSA. Begitu juga dengan puasa di bulan Ramadhan, membayar zakat dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, itu semua adalah kewajiban yang jika ditinggalkan maka berdosalah manusia tersebut.
Apa sih pentingnya manusia menjaga diri dari DOSA?
Banyak manusia yang lalai dan belum mengetahui pentingnya menjaga diri dari dosa. Arti pentingnya adalah : DOSA adalah satu-satunya sebab Allah SWT menurunkan azab kepada seseorang.
Allah SWT yang berkuasa menimpakan azab kepada siapapun yang dikehendakiNya, dan tidak ada yang berkuasa selain Allah, ya, hanya Allah SWT. Dan hanya Allah SWT pula yang dapat menolong seseorang dari bencana dan musibah, ya, sekali lagi hanya Allah, Allah SWT. hal ini dijelaskan Allah SWT dalam ayat berikut ini :
وَاِنْ يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّفَلَاكَاشِفَ لَهُ اِلَّاهُوَ,وَاِنْ يِمْسَسْكَ بِخَيْرٍفَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ(۱٧) وَهُوَالْقَاهِرُفَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَالْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ(۱٨)
Artinya : Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al An’aam : 17-18)
Pertanyaan berikutnya, apakah Allah SWT menganiaya diri kita tanpa sebab?
Allah Maha Penyayang, sehingga mustahil bagi Allah SWT menganiaya hamba-hambaNya.
Bencana serta musibah yang kita alami sehingga hidup terasa sulit, hati sering gelisah, hidup terasa berat dan tersiksa adalah karena Allah SWT mengijinkan azab turun menimpa kita. Tidak ada yang lain selain Allah SWT. Dan satu-satunya alasan Allah SWT mengijinkan azab itu turun adalah karena kita memiliki DOSA. Hal ini juga sudah dijelaskan Allah SWT di dalam Al Quran, perhatikan ayat berikut ini :
Artinya : Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. An Nisaa’ : 79)
Dari ayat di atas, Allah SWT memberitahukan kepada kita, bahwa Allah SWT hanya memberikan kenikmatan, sedangkan bencana yang menimpa kita adalah karena dosa kita sendiri. Dengan demikian, jika seseorang tidak memiliki dosa, maka tidak ada alasan lagi bagi Allah SWT untuk menurunkan azab. Maka, bahagialah kehidupan dunia dan akhirat orang tersebut. Inilah arti pentingnya menghindari DOSA.
Marilah sahabat kita bersama-sama menjaga diri dari dosa. Lakukan dengan lebih bersungguh-sungguh terutama dalam empat bulan yang dimuliakan Allah SWT tersebut. Mohon ampunlah kepada Allah sebanyak mungkin dan mintalah Rahmat dan Karunia dariNya, lalu sambutlah hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam bish-showab
Ciharalang, 8 Jumadil Tsaniyah 1439 H/24 Februari 2018.



Sabtu, 24 Februari 2018

Do'a masuk bulan Rajab

Insya'ALLAH - Khamis, 01hb Mei / 01hb Rajab ~ Seseorang ...

Khutbah Nikah Membangun Rumah Tangga Sakinah Mawaddah Warrohmah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ  الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.أَمَّا بَعْدُ:فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Nasihat untuk pengantin baru dan pengantin lama (umum).
1. Nikah itu sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dilaksanakannya sesuai petunjuk yang dibawa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam . dan ketika membina rumah tangga pun harus mengikuti petunjuk Allah Ta’ala yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .
      النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِى فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى وَتَزَوَّجُوا فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikah itu sunnahku.. siapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bagian dariku. Menikahlah, karena saya merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh umat.” (HR. Ibnu Majah 1919 dan dihasankan al-Albani).
2. Allah menolong orang yang menikah untuk menjaga kehormtannya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ
Ada 3 orang yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allah, (1) Orang yang berjihad di jalan Allah, (2) Budak mukatab yang ingin menebus dirinya untuk merdeka, dan (3) Orang yang menikah, karena ingin menjaga kehormatannya. (HR. Nasai 3133, Turmudzi 1756, dan dihasankan al-Albani).
3. Telah terbukti, ketika masyarakat zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengikuti Petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  dalam menikah dan membina rumah tangga, maka terbentuklah masyarakat yang baik. Menjadi masyarakat teladan. Yang menilai bukan juri dari lomba keluarga teladan, namun yang memujinya adalah Allah SWT, dengan disebut sebagai umat yang terbaik.
{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وتُؤْمِنُونَ بِالَلَّهِ} [آل عمران: 110]
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. [Al ‘Imran:110]
a. amar ma’ruf nahi munkar. ma’ruf (kebaikan) tertinggi itu tauhid, menyembah hanya kpd Allah, minta tolong hanya kpd Allah.
 { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } [الفاتحة: 5].
Munkar yang terburuk adalah kemusyrikan, menyekutukan Allah dengan lainnya. misal sedang kesulitan, maka mintanya bukan kpd Allah tapi kepada gunung, minta kepada kuburan keramat, ke dukun ramal atau tukang sihir dsb. itu dosa terbesar, tidak diampuni bila sampai meninggalnya belum bertobat. Itu semua wajib dicegah.
Keluarga yang mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam , beramar ma’ruf nahi munkar sampai dalam segala urusan. Misal makan dan minum, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  mengajari untuk baca bismillah dan pakai tangan kanan, maka dilakukan dan diajarkan kepada keluarga. Mencegah kemunkaran, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  wanti2 bhw makan dan minum pakai tangan kiri itu cara syetan, maka harus dijauhi dan diperingatkan pula kepada keluarga dan anak2. jangan sampai makan dan minum pakai tangan kiri.
b. Semua itu disertai  وتُؤْمِنُونَ بِالَلَّهِ beriman kpd Allah, diyakini dalam hati (segala amalan ikhlas utk Allah) dibuktikan dengan ucapan dan perbuatan. mengikuti pa-apa yang diberintahkan, dan menjauhi segala yang dilarang.
Itulah masyarakat yang dipuji oleh Allah Ta’ala, yaitu para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  yang mengikuti petunjuk2 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  yaitu Islam ini diyakini dan diamalkan ikhlas untuk Allah Ta’ala.
4. Dalam mengamalkan itu semua sudah diberi perangkat untuk menjaga diri agar terhindar dari gangguan syetan yang terkutuk. Di antaranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi petunjuk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
Janganlah menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari suatu rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah” (HR. Muslim no. 780).
 Juga dalam hal agar anak2 kita nantinya tidak diganggu syetan, maka ada petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  ketika kita berhubungan suami isteri:
«لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَقُضِيَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ » صحيح البخاري (1/ 40)
Seandainya seseorang di antara kalian menjumpai istrinya dan ia mengucapkan,
 بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah Jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah pula setan dari apa yang Engkau anugrahkan kepada kami”, lalu keduanya dianugrahi seorang anak niscaya setan tak dapat membahayakannya.  (HR Bukhari dan Muslim)
5. Kemudian, seperti apa bentuknya masyarakat yang dipuji olh Allah SWT itu, gejalanya adalah mereka bersemangat dalam iri, tapi bukan iri masalah dunia, namun iri agar bisa berlomba dalam kebaikan untuk bekal di akherat. Hingga orang2 miskin pun iri terhadap orang kaya bukan iri mengenai harta, dan mereka tidak memprotes taqdir, namun minta jalan keluar kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar bisa berlomba mengimbangi kebaikan orang2 kaya.
Para sahabat bersemangat untuk mendapatkan banyak pahala.
عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالُوا لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ. قَالَ « أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqaqoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh “. Mereka bertanya, “ Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”.  (HR. Muslim no. 2376)
6. Selanjutnya, wanita yang kesempatannya tidak sebanyak kaum laki2 karena ada saat2 haidh, nifas, menyusui; dan (maaf, mungkin) masih pula lebih cenderung baper (bawa perasaan) hingga kemungkinan bisa mudah tidak terima kepada suami atau mudah dibawa perasaan, maka masih pula diberi kesempatan baik untuk bisa berlomba kebaikan dengan orang laki-laki yang (orang laki2 rata2) kesempatannya lebih banyak dan kekuatannya pun lebih. Hingga wanita diberi prioritas agar bisa bersaing dalam kebaikan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Peluang-peluang atau kesempatan-kesempatan itu telah digunakan sebaik-baiknya oleh para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , baik suami maupun istri, sehingga menjadi masyarakat yang dipuji oleh Allah Ta’ala sebagai umat terbaik tersebut.
Semoga pernikahan ini diberi pertolongan oleh Allah Ta’ala sehingga bisa meniru keluarga keluarga para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  yang telah dipuji oleh Allah Ta’ala tersebut.
[Kemudian akad nikah (ijab oleh wali dan qabul oleh pengantin laki-laki) dilangsungkan, yaitu oleh wali dengan pengantin laki-laki disaksikan oleh dua saksi laki-laki Muslim yang memenuhi syarat].
Dianjurkan mendoakan kedua mempelai dengan doa yang ma’tsur (disebutkan dalam riwayat) berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَفَّأَ الْإِنْسَانَ إِذَا تَزَوَّجَ، قَالَ: «بَارَكَ اللَّهُ لَكَ، وَبَارَكَ عَلَيْكَ، وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ»
Dari Abu Hurairah: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mengucapkan selamat dan doa jika ada orang yang menikah, Beliau mengucapkan, “Baarakallahu….(artinya: “Semoga Allah memberkahi untukmu, atasmu dan menghimpun kamu berdua dalam kebaikan”). (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)

{سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ} {وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ} {وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين يا الله   وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Ciharalang, 8 Jumadil Tsaniyah 1439 H/24 Februari 2018 M
Ditulis Oleh Tatang Zaenal Mustofa



Kamis, 22 Februari 2018

TAYA HASIL TANPA PENGORBANAN

السلام عليكم ورحمة لله وبركاته
اَلْحَمْدُللهِ الْذِىْ تَفَرَّدَفِى عِزَّتِهِ وَجَلَالِهِ-وَأَمَرَنَ بِإِقَامَةِدِيْنِهِ- وَالصَّلَاةُوَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍصَفْوَةِالْاَنْبِيَاءِوَحَبِيْبِهِ وَعَلَى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ,صَلَاةًوَّسَلَامًادَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ اِلَى يَوْمِ يُسَاقُ فِيْهِ الْمُتَّقُوْنَ اِلَى جَنَّتِهِ, اشهدان لااله الا الله وحده لا شريك له-وَاَشْهَداَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ-اَمَّابَعْدُ- فَيَااَيُّهَاالْحَاضِرُوْنَ عَلَيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ فَائِزُوْنَ بِثَوَابِهِ وَنَاجُوْنَ مِنْ عَذَابِهِ- وَاِذَاقَرَأتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.فَلَمَّابَلَغَ مَعَهُ الْسَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ اِنِّى اَرَى فِى الْمَنَامِ اَنِّى اَضْبَحُكَ فَانْظُرْمَاذَاتَرَىْ.قَالَ يَااَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْمَرْسَتَجِدُنِى اِنْشِاءَاللهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ (الصافات ۱۰٢)     

TAYA HASIL TANPA PENGORBANAN
Manusa lahir ka dunya sarua teu barang bawa, sarua teu barang pake, pada-pada bodo taya kanyaho, brol lahir saukur ceurik, panon teu awas cepil nguping, leungeun jeung suku ngan saukur roroesan.
وَاللهُ اَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لَاتَعْلَمُوْنَ شَيْأً
Allah ngalahirkeun aranjeun tina jero beuteung indung aranjeun, sarua teu apal naon-naon (An-Nahl 78).
Burang kaganti ku peuting, tambah poe ganti minggu, undur minggu datang bulan jeung taun. Si jabang bayi ayeuna geus ganti ngaran, geus lain orok deui, ayeuna mah disebut budak, awakna jadi, dagingna ngareusi, anggahota badan pinuh ku gerakan-gerakan latihan, nuju kana kadewasaan, kitu deui jiwana makin bisa ngagunakeun akal jeung pikiran.
Aya nu pegat satengahing jalan, can kaburu sawawa kaburu dipundut ku Gusti, maot leutik keneh, teu ngalaman diulinkeun ku tipu daya dunya, teu ngalaman amis paitna hirup dewasa, bersih keneh can lamokot ku dosa. Aya nu ku Gusti Allah dipasihan anugrah panjang umur, ngalaman hirup lila di Alam Dunya, ngarasa bagja jeung sangsara, pinuh ku sagudang pangalaman, umurna nepi ka kolot. Malahan umur kaliwat panjang sok balik deui ka budak; kurang tangan pangawasa, sarwa lemah, kurang kaera, delitan, teu kaopan, loba poho, kurang ingetan jeung sabangsana.
وَاللهُ خَلَقَكُمْ ثُم يَتَوَفَّاكُمْ وَمِنْكُمْ من يُرَدُّ الى ارذل العمرلكي لايعلم بعد علم شيأ .........(النحل ٧۰)
Hartosna : Jeung Allah geus nyiptakeun aranjeun, tuluy Alah ngamaotan aranjeun, jeung diantara aranjeun aya anu umurna nepi ka hina (pikun), supaya manehna taya kanyaho, sanggeus manehna sarwa nyaho. (An-Nahl 80).
Da kitu para hadlirin ari geus pikun mah, elmu laleungit, pangarti naringgalkeun, malahan ka diri sorangan oge teu apal, digulang gaper bobolokot ku kokotor teu karasa, tah eta anu disebur ardzalil umur  teh.
Hadlirin Akhli Jum’ah Rakhikumullah !
Antara lahir jeung maot, manusa sawawa diperedih supaya digawe keur bekel hirup di dunya jeung keur bekel jaga di akherat, ngalakukeun amal shaleh, hade ka babaturan hade ka Pangeran.
وقل اعملوافسيرى الله عملكم ورسوله ...........(التوبة ۱٠٥)
Hartosna : Jeung ucapkeun ku anjeun Muhammad, pek aranjeun kudu di garawe, maka Allah jeunf Rasulna ningalikeun kana pagawean aranjeun (At-Taubah 105)
Tibarang lahir manusa geus aya kahayang, da boga nafsu, kahayang anu munggaran ceurik ngoar hayang nyusu, hayang itu hayang ieu, anu leutik anu gede, geus sajeungkal hayang sasiku, geus sasiku hayang sadepa. Malahan mah gunung oge hayang dipangku, jeung rea-rea deui kahayang manusa sakumaha anu digambarkeun di al-Qur’an surat At-Takatsur ayat 1-2.
الهاكم التكاثر- حتى زرتم المقابر ......(التكاثر۱- ٢)
Hartosna : Anjeun katungkul ku paloba-loba anak jeung harta banda, paluhur-luhur pangkat jeung kalungguhan, nepi ka anjeun nyaba ka liang kubur. (at-Takaatsur ayat 1&2).
Kahayang bisa laksana, ngan kudu di usahakeun jeung dipigawe. Jalma anu boga kahayang kudu daek berkorban. Gede leutikna pengorbanan gumantung kana gede jeung leutikna anu dipikahayang. Hayang dahar ngeunah cukup ku ngusahakeun deungeun sangu. Hayang pakean alus, digawe leuwih soson-soson. Hayang imah weweg, panorbanan leuwih gede saluyu jeung harga imah. Nagara Indonesia anu ku uarang dipikacinta bisa merdeka leupas tina jajahan teh, lain ladang ongkang-ongkang nangkeup harigu, tapi ladang pangorbanan para syhuhada pahlawan kusuma bangsa.
Komo deui hayang Syurga Jannatuna’im, puncak kabagjaan jeung ridlo Allah anu Maha Akbar, tantu bae urang kudu-kudu soson-soson migawe amal shaleh, wani berkonban harta, ku tanaga anu luar biasa, malahan lamun diperlukeun nyawa kudu dikorbankeun.
Hadlirin ahli jum’ah nu dimulyakeun ku Allah !
Kissah Nabiyullah Ibrahim Alaihissalam jadi conto agung keur urang sarerea, anjeuna tega ngorbankeun putra kakasihna, Nabi Ismail As. demi ridlo Allah. Kitu deui Nabi Ismail As. anjeuna wani ngorbankeun nyawa pribadi, rela dipeuncit ku ramana, demi ridlo Allah. Sanajan akhirna mah eta Qurban di gentosan ku domba.
Pangorbanan Rama jeung Putra, di abadikeun dina syare’at Agama Islam ku ngalaksanakeun Ibadah Qurban, ku Takbir sareng Tahmid dina bulan Dzul Hijjah, poean iedul adha jeung dina tanggal 11, 12 jeung 13 anu ilahar disebat poe tasyriq.
Mudah-mudahan urang sadaya ginuluran taufik sareng hidayah, kakuatan sarta kasehatan jasmani, sareng kakuatan sarta kasehatan rohani kanggo ngalaksanakeun pangorbanan, ku mangrupi amal sholeh, ngalaksanakein parentah Alloh sareng nebihan sagala cegahanana, kango ngahontal ridlo Anjeuna, sarta salamet dunya rawuh akherat amiiin yra.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ



Khubah dua
الحمد لله حمد كماامر.اشهد ان لااله الاالله وحده لاشريك له اقراربربوبيته وارغامالمن جهدوكفر.واشهد ان محمداعبده ورسوله سيد الجن والبشر.اللهم فصل وسلم على سيدنامحمد وعلى آله واصهابه الابرار.امابعد فياايهاالناس اتقواالله فيماامر.وانتهواعمانهى عنه وحدر.اللهم اغفرللمؤمنين والمؤمنات. والمسلمين والمسلمات. الأحياءمنهم والأموات. اللهم اهلك الكفرةوالمشركين. ودمراعدئك اعداءالدين. ربناآتنافى الدنياحسنه وفى الآخرةحسنه وقناعذاب النار. بِرَخْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرّحِمِينَ وَالحَمْدُلله رَبِّ العَالَمِينْ.


 Ditulis: Tatang Zaenal Mustofa
Wakil Ketua PD PUI Kabupaten Ciamis


Kamis, 15 Februari 2018

HUKUM NGARAYAKEUN HARI VALENTINE NURUTKEUN AGAMA ISLAM

السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadlirin ihwatul iman rahimakumullah
Kahayang tuturut munding nyanding dina jati diri manusa, tapi ieu kalakuan kasebat bisa jadi tercela dina agama Islam lamun nu diturutanana beda jeung urang tina sisi kayakinan jeung pamikiran komo deui lamun seug nu diturutana perkara ibadah, aqidah, syi’ar jeung kabiasaan, padahal Rasulullah saw ngalarang pikeun nurutan migawe tata cara ibadah salain Islam    مَنْ تَسَبَهَ قَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ    “Sing saha Jalma anu nurutan kalakuan hiji kaum, mangka eta kaum kaasup baturna”. Valentine Day salah sahiji contoh anu nyata diluar Islam anu dina poe eta aya sabagian kaum muslimin aya anu pipilueun ngarayakeun, terutama dikalangan para remaja jeung para pamuda. Padahal Hari Valentine numutkeun salah sahiji versi ensiklopedi eta teh ngaran hiji pendeta (St. Valentine) nu dihukum mati ku sabab menentang Kaisar Claudius II nu ngalarang pernikahan di kalangan para pamuda, kusabab kitu perlu kauninga ku sadaya kaum muslimin ngenaan hukum ngarayakeun peringatan Poe Valentine atawa nu ilaharna disebut Sebagai Hari Kasih Sayang.
Hadlirin ihwatul iman rahimakumullah
Ibnu Qoyyim al-Jauziyah ngadawuh “ Ngawilujengkeun (ngucapkeun) selamat kana ritual jalma-jalma kafir anu khusus pikeun maranehna, parantos sepakat yen eta pagawean teh Haram Hukumna, pikeun anu ngucapkeunnana sok sanajan henteu ngajadikeun kakafiran ku ngucapkeun “Selamat Hari Raya” jeung anu sejenna, eta mangrupa pagawean haram, sabab ngucapkeun selamat pikeun maranehna eta teh ngarupakeun pagawean pamusyrikan anu peryogi di hindari ku urang sadayana. Bahkan padamelan kasebat numutkeun Allah SWT leuwih ageung dosana tibatan maehan. Seueur jalma anu terjerumus kana hiji pagawean tanpa menyadari gorengna eta pagawean. Sapertos ngucapkeun selamat ka jalma anu migawe maksiat, bid’ah atawa migawe kakufuran, padahal eta padamelan  teh sarua jeung nyiapkeun diri pikeun nampi bebendon  sareng murka ti Allah swt.
Syaikh Muhammad al-Utsaimin nalika di taros ngenaan Hari Valentine, Mantena ngawaler “Ngenaan Hari Raya Valentine hukumna haram kalayan alesan ;
1.       Valentine Day mangrupa Hari Raya Bid’ah anu teu aya dasar hukumna dina syari’at Islam.
2.       Ngarayakeun Valentine Day, hate bakal sibuk ku perkara-perkara rendahan anu patojaiah jeung petunjuk Allah jeung Rasul-Na sarta para salafus shalih ra.
Maka eta pagawean haram dilaksanakeun oge pagawean anu sejena saperti nyadiakeun sarana pikeun suksesna perayaan kasebut saperti nyadiakeun makan-makan, minum-minum, nyiapkeun baju pesta husus, silih kirim kado jeung rea-rea deui.
Hadlirin Ahli Jum’ah Rohimakumullah.
Urang selaku Ummat Islam kudu nyekel deleg kana aturan anu aya dina Islam, teu perlu nurutan pagawean para kaum kafirin nu teu puguh dasar hukumna  sabab selaku umat Islam kudu ngalaksanakeun wala’ jeung bara’ (loyalitas kana kamusliman jeung kudu ngajauhkeun diri ti golongan-golongan kaum kafirin) sarta kudu nurut kana akidah anu dicekel ku para salapus shalih, nyaeta urang sadaya kedah mikacinta ka jalma-jalma mu’min, jeung mikaceuceub ka jalma-jalma kafir dina ngalaksanakeun ibadah. Diantara dampak anu goreng lamun urang pipilieun dina mempopulerkan ritual-ritual maranehna ieu bakal ngahapus nilai-nilai Islam, ku ngadukung sarta ngalaksanakeun ritual-ritual maranehna, berarti tos nambahan loba jumlah maranehna pikeun ngadukung jeung nurutan agama maranehna, padahal urang salaku ummat Islam dina satiap rakaat shalat sok maos ayat
اِهْدِنَاالصِّراَطَ الْمُسْتَقِيْمَ (۶) صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِالْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَاالضَّآلِّيْنَ (۷)
Tuduhkeun abdi sadaya kana jalan anu lempeng nyaeta jalan-jalan anu ku Salira dianugrahi nikmat pikeun aranjeunna, sanes jalana jalma-jalma anu dibenduan sareng sanes jalan maranehna anu  darolim” (Al-fatihah ayat 6-7).
Pamohalan diijabahna do’a urang sadaya nyuhunkeun ka Allah swt supaya urang dituduhkeun kana jalan kalakuan jalma-jalma mu’min, sareng urang sadaya dijauhkeun tina jalan-jalan jalma anu dlarolim sinareng dibenduan ku Allah swt, tapi urang ngalakukeun pagawean anu sesat tur nuturkeun kalakuan jalma-jalma anu kalupur, ieu padamelan teh patojaih sareng dawuh Allah dina al-Qur’an ;
يَآيُّهَاالَّذِيْنَ ءَامَنُوْالَاتَتَّحِدُوْاالْيَهُوْدَوَالنَّصَارَى أَوْلِيَآءَبَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُبَعْضُ؛وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ؛اِنَّ اللهَ لَايَهْدِى الْقَوْمَ الضِّالِمِيْنَ
He jalma-jalma anu ariman, aranjeun ulah ngajadikeun  pamimpin ti golongan Yahudi jeung Nasrani sedengkeun tina sabagean maranehna sawarehna jadi pamimpin, sing saha jalma diantara aranjeun nyieun pamimpin ti golongan Yahudi jeung Nasrani, mangka saenyana  jalma-jalma kasebut kaasup golongan maranehanana, saenyana Allah moal mere pituduh ka jalma-jalma anu dlarolim  (al-Maidah 51).
Dina ayat nu sanes Allah ngadawuh ;
لَاتَجِدُقَوْمًايُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِيُوَآدُّوْنَ مَنْ حَادَّاللهَ وَرَسُوْلَهُ (المجدله ۲۲)
“Moal meunang nanaon hiji kaum anu iman ka Allah jeung iman  kana poe akhir, anu silih pikadeudeuh (pikaasih) jeung jalma-jalma anu ngalawan ka Allah jeung Rasul-Na”............ ( al-Mujadalah 22)
Hadlirin Ahli Jum’ah Rohimakumullah.
Ngarayakeun Hari Valentine mangrupa hiji kasalahan sabab Valentine teh hiji acara ritual agama sejen, saling pikadeudeuh, ngirim kado sebagai ungkapkeun rasa cinta eta teh mangarupa  pagawean anu hade, tapi lamun dikaitkeun jeung pesta ritual agama sejen jeung tradisi urang Barat (non muslim), maka akibatna bakal terobsesi ku budaya jeung gaya hirup penganut agama di luar Islam, ngalaksanakeun pesta dina poe Valentine lain perkara anu sapele, tapi leuwih ngagambarkeun pengadopsian nilai-nilai jeung tradisi-tradisi barat anu henteu mandang normatif dina pergaulan antara lalaki jeung awewe sahingga dina saat eta nilai sosial maranehanana jadi paburantak sarta jauh tina aturan agama Islam.
Alhamdulillah urang sadaya parantos ngagaduhan cara sinareng tuntunan secara Islam, teu perlu tuturut munding kana kalakuan urang barat, ummat Islam boga aturan kumaha carana urang numpahkeun kasih sayang, ka Ibu, ka Bapak, ka handaitaulan, sarta ka Bojo atawa ka Salaki, oge antara para nonoman sinareng wanoja,  anu tos diwengku ku aturan agama Islam, henteu saperti pagawean jalma kafir nu ngagugu kana hawa nafsuna, lamun seug ku urang diturutan tantu bakal cilaka oge bakal ngagebruskeun kana seuneu naraka. Mudah-mudahan Allah swt.senantiasa ngajantenkeun hirup urang pinuh ku kasih sayang anu tulus ikhlas karena Allah nurutkeun aturan agama Islam anu bakal jadi jembatan pikeun asup ka sawarga,  anu lega salegana langit jeung bumi anu dicawiskeun ku Allah swt keur jalma anu tarakwa, sakumaha di sebatkeun dina hadits Qudsi anu pihartoseunana “ Kacintaan Kaula dicawiskeun pikeun jalma anu silih pikaasih karena Allah, jeung saling berkurban karena Allah, silih anjangan (silaturahmi) oge ngan wungkul karena Allah.
Hadlirin Ahli Jum’ah Rohimakumullah.
Kasimpulan tina khutbah ieu dianatarana :
v  Ummat Islam teu meunang niru-niru pipilueun ngarayakeun adat kabiasaan jalma-jalma kafir
v  Ngucapkeun selamat kana acara kakufuran atawa ngawilujengkeun kana kagiatan kama’siatan keur ummat Islam hukumna haram.
v  Ngarayakeun Valentine Day haram hukumna pikeun ummat Islam sabab mangrupa pagawean Bid’ah anu teu aya contona ti Rasulullah saw.
Mudahan-mudahan urang sadayana salawasna kenging taufik sareng hidayah ti Allah swt.

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah Kadua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي تَفَرَّدَبِالْعِزِّوَالْجَلاَلِ أَشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الَّذِىْ تَوَحَّدَ باِلْكِبْرِيَآءَوَالْكَمَالِ. وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه’ورَسُولُهُ الدَّاعِىْ اِلىَ اَشْرَفِ الْحِصَلِ .اَللّهُّمَ صَلِّ عَلٰى مُحمَّدٍ وَعَلىﺁلِهِ وَاَصْحَابِه ذَوِى الْعُلُوْمِ وَاْلاِفْضَالِ اَمَّا بَعْدُ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا اتَّقُوا اْلله َحَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون.اَللّهُمَ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ,وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤمِنَاتِ, اَلاحْيَاءُ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتْ,الّلهُّمَ وَاَيِّدِ الاِسْلاَمْ وَاَدِمْ رِفْعَتَهُ وَظُهُوْرَهُ وانْصُرْكَلِمَةِ اْلاِيْمَانِ وِاَتِمْ لَنَانُوْرِهِ.يَامَالِكَ الدِّيْن وَالدُّنْيَاوَالاۤخِرَاةِ. بِرَخْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرّحِمِينَ وَالحَمْدُلله رَبِّ العَالَمِينْ.
Ditulis: Tatang Zaenal Mustofa

Wakil Ketua PD PUI Kabupaten Ciamis

Senin, 12 Februari 2018

SAPALIH TUGAS KANJENG RASULULLAH SAW

Sapalih Tugas Kanjeng Rasul
السلام عليكم
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَ الْعَامِلِيْنَ بِطَاعَتِهِ فَوَجَدَ سَعْيُهُمْ مَشْكُوْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ الَّذِى خَلَقَ كُلَّ شَيْئٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيَّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ اْلإِسْرَى ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ . اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : يَااَيُّهَا النَّبِىُّ اِنَّا اَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَدِيْرًا وَدَاعِيًا اِلَى الله بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Ngalangkungan khutbah awal anu kalawan ringkeus ieu. Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos maparin taufik ka jalma-jalma anu ngamalkeun kalawan kataatana, tuluy maranehna manggihan tarekahna kalawan syukur. Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, anu parantos nyiptakeun sagala sesuatu tur nangtukeun kalawan takdirna. sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu ngagaduhan isra.
Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa mangga urang sami-sami ngalenyepan kana dawuhan Allah swt. dina surat Al-Ahzab ayat 45-46
Wahai Nabi saestuna kaula anu agung ngutus anjen piken jadi saksi sareng anu mawa kabar bungah sareng anu mere peringatan sareng pikeun anu ngajak kana agama Allah kalawan izin mantena jeng pikeun jadi cahaya anu nyaangan.
Tina ayat diluhur tiasa dipahami bahwa sapalih misina kanjeng rasul swt diutus Allah ka muka bumi aya genep :
1.      Syaahidan = janten saksi
أي عَلَى أُمَّتِهِ يَشْهَدُ لِمَنْ صَدَّقَهُ وَآمَنَ بِهِ وَعَلَى مَنْ كَذَّبَهُ وَكَفَرَ بِهِ
Janten urang sadaya moal tiasa ngahelah eungkin dina poe kiamah nalika didakwa dipayunan mahkamah rabbul izati. Lamun tea mah hiji jalma didakwa ku Allah kunaon anjeun ibadah teu make elmu, terus eta jalma ngajawab “ da abdimah teu terang” torojol saksi kan ari tugas saksi teh pikeun nembongkeun/ ngajelaskeun perkara nu teu katingali/samar.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ. اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ. اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ
2.      Mubasyiron = alat pangbubungah
للمؤمنين برحمة الله وبما أعدّه لهم من جزيل الثواب وعظيمِ الأجرمَنِ انْتَقَلَ لِيَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَهُ قَبْلَ اَنْ يَخْطُوَ. مِنْ خَرَجَ لِطَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِى ….
3.      Nadiron= alat panyingsienan
للكافرين والعصاة بالنار ، وبما أعدّه الله لهم من عظيم العقاب مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ مُمْسِيًا اَصْبَحَ مُشْرِكًا وَمَنْ شَرِبَهَا مُصْبِحًا اَمْسَى مُشْرِكًا. كُلُّ دَنْبٍ يُؤَخِّرُهُ اللهُ اِلاَّ عُقُوْقَ الْوَالِدَيْنِ فَاِنَّهُ يُعَجِّلُهُ فِى الْحَيَاةِ قَبْلَ الْمَمَاتِ
4.      Da’ian Illallah Biidnih = anu ngajak kana agama Allah kalawan izina
يدعو عباد الله إلى التوحيد والإيمانِ بما جاء به ، والعملِ بما شرعه لهم
Dakwahna kanjeng rasul ngajak kanu jadi umatna salami 23 tahun alam dunya beres roes Al-Qur’an 30 juz disebarkeun dikolong langit angeus.
Tah upami suswa urang tos 30 tahun parantos sabaraha jalma urang ngislamkeun maranehna.
5.      Sirojam Muniiro = janten sinar anu nyaangan
Surokoh anu niat ngabunuh Nabi jadi Iman
Anu tukang nyiduhan jadi Iman
أي : كالسِّراج المضيء في الظلمة يُهتدى به
Aya hiji suami istri dongkap kakanjeng rosul ngadukeun kana masalah rumah tangga anu dihadapina, sareng niat cerai. Beres kaluar ti bumi rosul eta jalmi rukun damai deui.
Mudah-mudahan ngalangkungan khutbah awal ieu urang sadayana tiasa ngenteng tur kaintropeksi diri, kunaon sabab ari Nabi nyebarkeun agama asa kugampang2 teuing ari urang meni asa hese beleke.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ….

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَارَب العالمين:اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُوْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللهمَّ اَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَيَسِّرْ مَقَاصِدَهُمْ فِيْمَا الْتَمَسُوْهُ لإِصْلاَحِ أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ اللهمَّ انْصُرْ مَنْ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاجْعَلِ اللهمَّ بَلْدَتَنَا هَذِهِ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً وَسَائِرَ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ  رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَعِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ